Ada Lato-Lato di MIN 5 Kota Palangka Raya

Palangka Raya (Humas) Lato-lato yang dimainkan siswa Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 5 Kota Palangka Raya saat lomba antar kelas merupakan bentuk permainan tradisional yang dimainkan oleh anak-anak, remaja dan orang dewasa.

Lato-lato muncul pada tahun 1960-an dan populer di tahun 1970-an di Amerika dengan nama Clankers, yang pada mulanya terbuat dari bahan kaca.

Saat itu lato-lato dianggap permainan yang sangat membahayakan pemain dan orang lain akibat pecahan kaca yang ditimbulkan, hingga akhirnya bahan materialnya diganti dengan bahan dari kayu atau plastik.

Di Indonesia sendiri lato-lato ada pada tahun 1990-an, dimana orang Bugis biasa menyebutnya Katto-katto, sedangkan di Jawa disebut Etek-tek.

Permainan yang sedang viral saat ini ternyata dilombakan di MIN 5 Kota Palangka Raya, Rabu, (21/12). Dimana siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, kemudian mereka memainkan lato-lato secara perorangan. Siswa yang mampu memainkan lato-lato paling lama maka akan menjadi pemenang.

Kemudian pemenang kelompok akan diadu lagi hingga menghasilkan juara 1, 2 dan 3.

Cara memainkan lato-lato kelihatannya mudah. Tetapi tidak semua orang mampu memainkannya. Cukup menggoyangkan dan menyeimbangkan dua bola lato-lato hingga saling berbenturan dengan waktu yang lama.

Di samping asyik bermain lato-lato, ternyata permainan ini banyak memiliki manfaat, di antaranya melatih konsentrasi, melatih kesabaran, melatih gerak motorik dan melatih keseimbangan tubuh.

Sehingga permainan ini sangat cocok untuk anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan.

Kemeriahan lomba antar kelas di MIN 5 Kota Palangka Raya juga dimeriahkan dengan lomba fashion show dan baca puisi.

Kegiatan lomba ini dilakukan guna penyegaran bagi siswa setelah mereka mengikuti Penilaian Akhir Semester Tahun Pelajaran 2022/2023. Mereka yang mendapat juara akan diumumkan dan mendapatkan hadiah pada saat pembagian rapor Sabtu, (24/12). (Asdi)